Sandal Merk Masjid Agung

JAMAAH Masjid Agung Cianjur kembali menjadi korban tangan jahil “jamaah” lainnya.  Sebut saja Ma’ruf.  Setelah khusyuk melaksanakan shalat fardu Magrib yang dipadu dengan shalat sunat ba’da plus wirid, pengemudi angkot Trayek 01A  ini saat beranjak dari dalam mesjid yang termegah di Cianjur itu mendapati sepatu kulitnya yang sedari tadi diparkir dipelataran mesjid itu ternyata telah raib entah kemana.  Celingak celinguk dia mencari sepatunya itu, tapi yang dicari tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Kontan saja Ma’ruf hanya mengumpat lantas mengurut dada meratapi nasib sialnya malam itu.  Alhasil Ma’ruf pun dengan hati kecewa pergi meninggalkan mesjid agung dengan bertelanjang kaki.

Lain Ma’ruf lain pula Ahmad, dengan niat yang tulus untuk melaksanakan shalat Jum’at, siang itu Pedangang kelontongan di pasar Muka Cianjur itu tampak terlihat  rapi dengan setelah baju koko dan peci beludrunya yang dipadu dengan sarung merk Atlas dan kakinya dibalut dengan sandal kulit dari Bata, Ahmad pergi menuju masjid agung untuk melaksanakan shalat Jum’at.  Ahmad pun duduk dideretan paling depan, lantas tekun mendengarkan ceramah dari Ustad Yahya, imam mesjid agung yang kebetulan pada shalat Jum’at itu bertindak sebagai Khatib.

Setelah selesai mengerjakan kewajiban fardunya sebagai seorang muslim tersebut, Ahmad pun dengan langkah pasti dan tetap masih terlihat rapi beranjak meninggalkan ruangan masjid, namun rupanya sandal Batanya itu telah pergi duluan ke rumahnya, atau mungkin kerumah orang lain.

Ahmad pun tanya sana tanya sini, tapi yang ditanya lagi kesana dan kesini, dan begitu seterusnya.  Alhasil dari investigasi instan tersebut ternyata sandal Batanya itu telah diamankan untuk selamanya oleh “petugas”.

Kontan saja raut muka Ahmad bermuram durja, namun kaerna tidak ngin mengotori niat iklasnya beribadah, diapun denagns angat terpaksa merelakan sandalnya itu pergi untuk selama-lamanya, dan dia pun pulang menuju kiosnya bertelanjang kaki sambil jejengkean di antara hamparan rumput alun-alun.

Lain Ahmad lain pula Kardi.  Kejadiannya bukan di mesjid Agung tapi di salah satu mesjid di daerah Pabuaran Cianjur.  Sudah menjadi kewajibanya untuk melaksanakan shalat Jum’at pada hari Jum’at, Kardi pun pada hari Jum’at itu tampak rapi dan bersih berpakaian.  Namun kali ini dia menggunakan sandal yang katanya baru dibeli satu minggu lalu.  Merk sandalnya lumayan terkenal; Yongki Komaladi.

Ketika keluar dari mesjid, sandal mahalnya itu ternyata sudah tidak menampakkan kilatan kulit aslinya lagi, dicari sana kemari, namun tetap tidak ditemukan jasadnya.  Sumpah serapah pun keluar dari mulutnya yang tadi digunakan untuk berdzikir.

Tapi Kardi ini beda dengan Ma’ruf maupun Ahmad, yang mau menerima dengan ikhlas atas musibah tersebut, Kardi ini lain, mungkin dia tidak ikhlas dan rela kehlangan sandal barunya itu, sebagai “balasan” diapun memakai sandal lain yang sekiranya sepadan dan seharga dengan sandal miliknya.  Alhasil Kardi pun melenggang pulang dengan sandal merk lain.

Ma’ruf, Ahmad dan Kardi hanyalah sebagai dari korban penculikan sandal dan sepatu di mesjid.  Fenomena sosial tersebut sudah berlangsung sejak lama, bahwa memang mesjid sebesar apapun itu, dari mulai masjid agung sampai level mushala bahkan mesjid kampus atau sekolah selalu dijadikan target operasi para pencuri spesialis alas kaki itu.

Bahkan di Mesjid Kampus UNISBA di Bandung, kehilangan sepatu sudah menjadi bagian dari ritual shalat.  Dalam sehari saja bisa 10 pasang sepatu raib.  Keamanan kampuspun langsung membentuk tim khusus untuk menginteli siapa gerangan orang yang telah menggangu kekhusyukan shalat para pengunjung masjid tersebut.

Alhasil pada suatu Jum’at, salah seorang intel melihat sosok dengan gerak gerik yang mencurigakan, pergi meninggalkan mesjid dengan memakai sepatu yang logor.  Orang itu pun coba diinterogasi, karena gesture-nya mencurigakan dia pun lantas digelandang ke pos satpam, setelah diinterogasi habis-habisan orang itu akhirnya mengaku sebagai pencuri, bogem mentah mendarat disekujur tubuhnya dari penduduk kampus.

Dan ternyata dia hanyalah salah seorang dari beberapa orang yang saat itu sedang menjalankan aksinya yang sama.  Rupanya dia merupakan bagian dari kelompok sindikat pencuri spesalisasi pencuri sandal dan sepatu yang sering beroperasi di mesjid-mesjid besar se antero Bandung, seperti di mesjid Salman ITB, mesjid PUSDAI, mesjid Agung Bandung, dan mesjid-mesjid lainya yang kerap digunakan untuk shalat Jum’at.

Kembali ke Cianjur, mungkin di sini belum ada sindikat pencuri spesialis sandal dan sepatu di mesjid seperti itu, atau mungkin saja sudah masuk ke gerbang marhamah ini namun belum terungkap.  Namun tingkat pencurian sandal dan sepatu di mesjid dari pantauan di lapangan serta dongeng masyarakat ternyata lumayan signifikan.

Bahkan konon kabarnya, mereka (pencuri-red) mencuri bukan untuk dipakai sendiri tapi untuk diperjulbelikan, tersiar kabar, di depan Pegadaian Cianjur yang memang selalu dijadikan tempat mangkal para PKL barang loak, disana bisa ditemui sandal atau sepatu merk masjid tersebut.

Harganya murah dan kualitasnya dijamin bagus, kalau tidak berbahan kulit asli tentu bermerk.  Karena tidak pernah ada ceritanya sandal atau sepatu yang hilang itu yang jelek atau yang sudah tidak memiliki nilai jual tinggi.

Saksinya Jaenudin, Pedagang dipasar Muka Cianjur ini adalah saksi nyata sekaligus korban, ceritanya dia pernah kehilangan sandalnya tempo hari di mesjid agung, dan mendapati sandalnya itu sedang dipakai sama temannya yang juga berprofesi yang sama dengannya, saat ditanya darimana sandal itu didapat, dengan anteng temannya yang tidak tahu bahwa sandalnya yang baru dibeli itu sandal milik Jaenudin menjawab di depan Pegadaian.

Nah, Kalau tidak percaya silahkan main-main kedaerah situ, dan tanyakan apa ada sandal atau sepatu merk mesjid agung.  Dan dijamin sandal dan sepatu merk masjid agung itu lebih bagus namun murah harganya dibandingkan dengan ditoko.

@masjid agung’07

~ by secangkirkopipagi on April 15, 2010.

6 Responses to “Sandal Merk Masjid Agung”

  1. ternyata ada sindikatnya juga 😀

  2. betul sekali sob … KPK harus segera turun jangan karena dikhawatirkan juga ada markusnya ^_^

  3. gimana cara memberantasnya ??? pakai sendal jepit aja ilang apalagi sepatu bagus, gak sampai semenit ditaruh ditinggal ambil air widlu sepatunya kabur juga

  4. itulah mengapa sob ….. sindikat cudalpit (pencurian sandal jepit) harus segera ditangani, karena sudah menimbukan keresahan di tenga kehidupan masyarakat .. Polri agaknya harus membentuk tim khusus, mungkin tim densus 89 …. ^_^

  5. waks cudalpit …. kirain cuman curanmor aja yang berbahaya … ngomong2 kasus cudalpit kena pasal brapa tuch!!!!!!

  6. gambarnya keren …. tapi tuh sendal kayaknya bakal makin aman kalo gemboknya pake nomor kombinasi …..

Leave a comment